Ruang Lingkup Akhlak dan Contohnya : Akhlak kepada Allah

Ruang Lingkup Akhlak dan Contohnya :
Akhlak kepada Allah

        Akhlak adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku yang berdasarkan al-Qur'an dan Hadits. Berikut akhlak kepada Allah beserta contoh dalam kehidupan sehari-hari.

Akhlak kepada Allah :
  • Taqwa, yaitu menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangannya. Contoh perintah Allah adalah mengesakan Allah, menyembah hanya kepada Allah, tidak menyekutukan Allah dengan suatu apapun, tidak menyembah kepada selain Allah. Bila kita bertaqwa kepada Allah maka Allah akan memberikan jalan keluar dan rezeki dari arah yang tidak kita sangka
  • Cinta, mencintai Allah lebih dari segala-galanya adalah termasuk akhlak mulia kepada Allah. Bila seorang mukmin mencintai makhluk seperti kekasih wanita, kekasih pria, tahta, harta dengan kadar cinta lebih dari cinta kepada Allah maka dia tidak atau kurang berakhlak kepada Allah. Kita bisa hidup tanpa kekasih wanita, kekasih pria, harta, tahta namun apa bisa kita hidup tanpa kasih sayang Allah ? tidak mungkin kita hidup tanpa kasih sayang Allah. Maka tidaklah pantas kita mencintai kekasih wanita, kekasih pria, tahta, harta dengan kadar cinta lebih dari cinta kepada Allah padahal kekasih wanita, kekasih pria, tahta, harta itu sendiri juga adalah nikmat, rezeki, dan bentuk kasih sayang Allah kepada kita.
  • Syukur, bersyukur adalah suatu kekuatan untuk merasakan kenikmatan luar biasa dari sekian banyak rezeki , karunia Allah kepada semua makhluknya. Dengan bersyukur seorang muslim bisa merasakan kenikmatan dari sekecil-kecil nikmat yang diberikan Allah. Itu kalau dikasih nikmat yang kecil. Dikasih nikmat yang kecil saja bisa bersyukur apalagi kalau dikasih nikmat yang besar. Jadi bukan main bersyukurnya. Misal hari ini makan lauk tempe sudah alhamdulillah bersyukur dari pada nggak makan. Lalu karena telah bersyukur maka Allah menambah nikmat, besoknya makan ayam goreng. Makan tempe saja bersyukur apalagi makan ayam goreng maka lebih tambah lagi bersyukurnya :D subhanallah.
    Allah berfirman yang artinya :
    “Dan (ingatlah juga), ketika Tuhanmu mengumumkan; “Niscaya jika kamu sekalian bersyukur, pasti Kami (Alloh) akan menambah (nikmat) kepada kamu sekalian, dan jika kamu sekalian kufur/mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya adzab-Ku sangat berat”. (QS. Ibrohim, ayat: 7).
  • Ridha, ridha adalah perasaan senang, bahagia, rela atas ketetapan Allah. Orang yang ridha tetap bisa bersyukur walaupun kena musibah. Jadi kena musibah itu bukannya mengeluh, sedih, marah-marah menghujat tapi malah senang dengan cara bersyukur tadi. Misal seorang pria menolong anak kecil yang hampir tertabrak mobil sehingga kaki kanannya terserempet berdarah-darah. Namun pria itu malah bersyukur walau kakinya sakitalhamdulillah cuma kaki kanan yang terserempet bila Allah menghendaki kakiku dua-duanya bisa terserempet. Pria itu malah senang dengan begini dosa yang kuperbuat dengan kakiku dihapus. Subhanallah.
  • Taubat, akhlak taubat adalah meminta ampun pada Allah, menyesali dosa yang diperbuat dan tidak mengulangi kesalahan. Apakah taubat hanya pada waktu setelah melakukan kesalahan ? sehingga kalau tidak salah tidak bertaubat ? namun apakah ada manusia diantara kita yang sama sekali tidak melakukan kesalahan satu hari saja ? maka hendaknya kita beristigfar dan menginstropeksi diri setiap hari.
  • Tawakkal, Allah berfirman :
    وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ۚ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ ۚ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ ۚ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا
    Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.


    (QS: Ath-Thalaaq Ayat: 3)
    Tawakkal adalah berserah diri kepada Allah setelah berusaha. Banyak sekali hal-hal yang berada di luar pengendalian kita dan tidak bisa kita usahakan, itu mengingatkan kita bahwa Allah selalu menguasai kita. Jadi apabila kita menginginkan sesuatu kita hanya perlu mengusahakan yang bisa kita usahakan dengan sebaik-baiknya lalu menyerahkan segala sesuatu yang berada diluar pengendalian kita(yaitu yang seluruhnya dikendalikan oleh Tuhan kita) kepada Tuhan kita yaitu Allah SWT.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perbedaan Pasar Persaingan Sempurna, Oligopoli, Monopoli dan Monopolistik

Makalah Tiga Ciri Munafiq

Pengajian Ahad pagi di kompleks Ponpes Al Itqon