Aku adalah orang paling malas sedunia
Aku adalah orang paling malas sedunia
Aku adalah pemalas nomer satu yg selalu mendahulukan kenikmatan dan kemalasan diatas
semuanya
Kemudian aku sadar bahwa kemalasan membuatku membusuk, awalnya
jiwa, raga memang menyenangkan tapi lama-kelamaan membuat jiwa, raga dan hatiku
membusuk. Semua potensi kemanfaatan terbuang sia-sia. Keburukan demi keburukan datang
menghampiri membusukkan diriku. Cintaku berkhianat, karirku hancur,
pendidikanku jeblok, kerabatku renggang. Rasanya sakit semua, bahkan empuknya
kasur menusuk tulangku, sebarkan nyeri di sekujur tubuhku, mengingatkanku masa-masa
penuh keringat dan kerasnya rasa juang yang dahsyat dan kenikmatan menggunakan
seratus persen kemampuanku, gigih mengeluarkan seluruh tenagaku dalam
pertempuran. Yah ... aku haus saat-saat itu, degub jantung berpacu dengan
adrenalin, derasnya keringat dan tegangnya saraf-saraf pikiranku. Benar, harusnya
kenikmatan itulah yang aku candu, yang aku tunggu-tunggu, yang selalu aku
inginkan lagi, lagi dan lagi
Sekarang aku memilih untuk bangun, berjuang keras melampaui
batas kemampuanku untuk mendapatkan semua manfaat dan kebaikan yang Allah
ridhoi untukku. Aku memilih menyedikitkan kesenangan nafsuku dan menggunakan
seluruh sumber dayaku untuk selalu rajin. Dengan begitu sedikit keburukan yang
aku dapat, menghindari bahaya dan bencana yang terjadi. Dengan begitu banyak
kemanfaatan dan kebaikan yang aku dapat
Aku boleh bermimpi dan berharap sebesar apapun, karena kuasa
Allah memberiku tidak terbatas. Tidak harus menang, tidak harus tercapai, yang
penting aku selalu berjuang keras, mengerahkan segenap tenaga untuk menggapai
harapan. Itulah kenikmatan yang penting,
kenikmatan memperjuangkan harapan dengan seluruh kekuatan, itulah yang aku inginkan. Harapan yang terkabulkan,
keinginan yang tercapai, kemenangan yang didapat adalah bonus yang diberikan Sang
Maha Penyayang untuk lebih, lebih dan lebih keras berjuang lagi bersyukur
pada-Nya
Pola pikir yang benar, pola pikir yang dikoreksi, Haidar
Fahmi – 21 Agustus 2018
Komentar
Posting Komentar